LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI
“Pengaruh Deterjen Terhadap
Kecepatan Pernafasan Ikan”
DISUSUN
OLEH
Barha_chetiaone
KELAS
X1-IPA1
LABORATORIUM BIOLOGI
SMAN 4 PARIAMAN
TA : 2011/2012
Kata
Pengantar
Puji syukur
saya ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya saya dapat
menyelesaikan tugas akhir semester Biologi ini dengan pembahasan “Pengaruh Deterjen Terhadap Kecepatan Pernafasan Ikan”. Saya
berharap melalui makalah ini kita dapat termotivasi untuk memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan prestasi dalam berbagai hal.
Bahwa
menuntut ilmu bukan sekedar untuk memperoleh nilai tinggi, tetapi ilmu yang
telah diserap dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masukan yang
konstruktif selalu saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Saya
menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan
kritikan maupun saran yang bersifat membangun sehingga makalah ini menjadi
lebih sempurna.
Naras, Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................2
1.3 Manfaat...................................................................................................................2
BAB II PELAKSANAAN PRATIKUM
2.1
Waktu dan Tempat..................................................................................................3
2.2
Alat dan Bahan........................................................................................................3
2.3
Cara Kerja...............................................................................................................3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil........................................................................................................................4
3.2 Pembahasan.................................................
...........................................................5
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................7
4.2 Saran.......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu
tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air
tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah
satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan
sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan
manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk
irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan
dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata (Halimah.
2005).
Salah satu yang menyebabkan
tercemarnya air adalah penggunaan deterjen.
Deterjen adalah pembersih sintetis yang terbuat dari bahan-bahan turunan
minyak bumi, yang terdiri dari bahan kimia yang dapat memberikan dampak negatif
pada biota yang hidup di laut ataupun sungai. Salah satu biota yang merasakan
dampak dari penggunaan deterjen tersebut adalah ikan. Banyak kasus yang kita
dengar bahwa sering terjadi kematian ikan akibat pencemaran air yang di
sebabkan oleh penggunaan deterjen oleh ulah manusia. Deterjen tersebut bisa
membuat ikan-ikan yang ada pada perairan menjadi terganggu, pernafasan nya
terganggu, bahkan bisa membuat ikan menjadi mabuk dan akhirnya berujung pada
kematian.
1.2
Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas
tujuan penulis mengadakan pratikum adalah
1.2.1
Untuk mengetahui pengaruh deterjen terhadap pernafasan ikan.
1.2.2 Untuk membandingkan kecepatan
pernafasan ikan di air tercemar dengan air yang tidak tercemar (dalam air murni)
1.3
Manfaat
Berdasarkan tujuan dari penelitian
diatas manfaat penulis mengadakan pratikum ini adalah
1.3.1 Agar penulis mengetahui pengaruh
detrejen terhadap pernafasan ikan.
1.3.2 Supaya penulis bisa membandingkan
kecepatan pernafasan ikan di air tercemar dengan air yang tidak tercemar (dalam air murni)
BAB II
PELAKSANAAN PRATIKUM
2.1 Waktu dan tempat
Penelitian ini diadakan pada hari
Rabu, 9 mei 2012 pukul 10.23 WIB. Penelitian ini bertempat di depan halaman
SMAN 4 PARIAMAN kelas XI-IPA 1
2.2 Alat dan
bahan
2.2.1 Alat : stopwatch, toples, gelas
ukur.
2.2.2 Bahan : deterjen, ikan, air.
2.3 Cara kerja
1. Sediakan
4 aquarium yang telah diisi dengan air yang sama banyaknya.
2. Masukkan
satu ekor ikan kedalam masing-masing aquarium.
3. Aquarium
1 tidak diberikan perlakuan apa-apa untuk di jadikan kontrol
4. Masukkan
deterjen kedalam aquarium 2, 3, dan 4 dengan konsentrasi yang berbeda.
5. Hitung
kecepatan pernafas ikan pada masing-masing aquarium mulai dari masuknya
deterjen selama 1 menit
6. Hitung
lagi kecepatan bernafas ikan setelah 10 menit selama 1 menit.
7. Lakukan
berulang-ulang sampai satu jam.
8. Amati
apa yang terjadi dengan kondisi ikan setelah 1 jam pengamatan.
9. Masukkan
data kedalam tabel.
10. Bandingkan
perbedaan dari ke empat perlakuan tersebut.
11. Buat
kesimpulan dari pratikum tersebut.
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1 : Hasil pengamatan pengaruh
deterjen terhadap kecepatan pernafasan ikan
No
|
Waktu
|
Aquarium 1
|
Aquarium 2
|
Aquarium 3
|
Aquarium 4
|
|||
1
|
Awal
|
90
|
37
|
40
|
60
|
|||
2
|
10 menit 1
|
87
|
-
|
10
|
5
|
|||
3
|
10 menit 2
|
79
|
-
|
-
|
-
|
|||
4
|
10 menit 3
|
65
|
-
|
-
|
-
|
|||
Konsentrasi deterjen
|
0 ml
|
10 ml
|
15 ml
|
20 ml
|
||||
Dari
table pada aquarium 1 merupakan aquarium yang di isi dengan air murni, namun
untuk aquarium 2, 3, dan 4 masing-masing diberi deterjen dengan perbaninga 5 ml
tiap aquarium. Dan dari table tersebut dapat kita lihat bahwa ikan yang
memiliki pernafasan yang terbanyak pada menit pertama terdapat pada aquarium
pertama dimana kecepatan pernafasan ikan tersebut berjumlah 90/menit, sedangkan
di nilai terendah kecepatan pernafasan ikan pada menit pertama terdapat pada
aquarium ke dua dengan nilai kecepatan pernafasannya 37/menit. Setelah 10 menit
1 dari table diatas dapat juga kita lihat bahwa pada aquarium ke dua ikan sudah
mulai mati, namun untuk kecepatan pernafasan tertinggi masih diraih oleh
aquarium pertama. Hingga mencapai 10 menit 2 ikan yang berada pada aquarium ke
2, 3, dan 4 mulai mati, namun pada aquarium pertama ikan masih tetap bernafas
dengan kecepatan bernafasnya 79, sampai mencapai pada 10 menit 3 ikan pada
aquarium pertama masih tetap bernafas dengan kecepatan bernafasnya 65.
3.2 Pembahasan
Dalam suatu percobaan,
seorang ahli meneliti. Mendapati jumlah perhitungan kecepatan pernafasan ikan
normal. Dimana kecepatan pernafasan ikan normal tersebut adalah sebanyak
121/per menit. Hal ini cukup wajar karena ikan memiliki oksigen yang cukup
banyak pada aquarium (Raharjo, 1981)
Namun, saat ini penulis akan
membandingkanya dengan ikan yang berada pada aquarium 1. Diaman aquarium
tersebut tidak dicemari oleh deterjen. Akan tetapi pada awal dimasukan,
kecepatan pernafasan ikan tersebut hanya di dapat 90 kali/per menit. Hal ini
tidak sesuai dengan kecepatan pernafasan ikan normal yaitu sebanyak 121 per
menit yang di ungkapkan oleh (Raharjo,1981)
Dari saat berada 10 menit 1,
kecepatan pernafasan ikan pun diperoleh 87 kali/per menit. Hasil ini menurun
dari pada hasil saat ikan dimasukan. Dan ini pun masih jauh dari percepatan
pernafasan ikan normal yang di ungkapkan oleh (Raharjo,1981)
Sampai pada saat 10 menit ke 2, dan
3 pernafasan ikan menjadi 79 dan 65 kali permenitnya. Dan hasil ini pun mulai
menurun dari awal pertama ikan dimasukkan. Dan hasil ini juga jauh dari yang di
ungkapkan oleh (Raharjo,1981) yang memperoleh kecepatan pernafasan ikan setiap
menitnya adalah 121/per menit.
Ketidak cocokan hasil kecepatan
pernafasan ikan yang penulis dapat dengan (Raharjo,1981). Mungkin ikan yang
berada pada aquarium pertama dalam keadaan yang kurang sehat, dan juga mungkin
disebabkan karena aquarium yang digunakan terlalu kecil. Hingga membuat ikan
sulit untuk bernafas.
Pengaruh
deterjen bagi ikan adalah membuat ikan kekurangan oksigen, karena deterjen yang
bercampur dengan air akan membuat kandungan oksigen dalam air menurun,
keberadaan busa di permukaan air menjadi salah satu penyebab kontak udara
dengan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut dengan demikian akan
menyebabkan ikan kekurangan 02 dan mati (Kriswantoro dan
Sunyoto,1986)
Cepat lambatnya ikan bergerak yaitu
tergantung pada banyaknya deterjen pada air. Semakin tinggi konsentrasi
deterjen yang terlarut pada air. Semakin tinggi,kosentrasi deterjen yang terlarut
pada air, maka semakin cepat ikan mati. (Kriswantoro dan Sunyoto,1986)
Namun pada penelitian yang penulis
lakukan, ikan yang mendapat konsentrasi yang paling rendahlah yang kecepatan
pernafasanya lebih kecil yaitu pada aquarium 2 sedangkan pada ikan yang
mendapat konsentrasi deterjen paling banyak kecepatan pernafasanya lebih besar
yaitu pada aquarium 4 dibandingkan pada aquarium 3 yang mendapat konsentrasi
deterjen sebanyak 15 ml. Dan selain itu ikan yang berada pada aquarium 2 lah
yang mati lebih dulu, meskipun konsentrasi deterjen cukup sedikit, lain halnya
dengan ikan pada aquarium 3 dan aquarium 4 yang diberi deterjen lebih banuak
pada ikan aquarium 2, mereka masih tetap hidup dengan kecepatan pernafasan
mulai menurun yaitu sebanyak 10 da 5 tiap menitnya. Mungkin saja ikan yang
berada pada aquarium 2 memiliki kondisi yang kurang sehat, atau kelelahan dan
stress. Hingga menyebabkan ikan pada aquarium 2 yang lebih mati lebih dahulu.
Akfi fadlin (2012) apabila
konsentrasi larutan deterjen dalam air lebih besar dari sitoplasma, maka insang
akan terlihat membengkak dan jika teris menerus akan mengalami pecahnya sel-sel
insang. Jika sel-sel insang pecah maka ikan akan kehilangan alat pernafasan dan
membuat ikan mati.
Tanda-tanda fisik yang penulis ambil
setelah tercemar oleh deterjen penulis mengambil pada aquarium 2. Pada awal di
masukan overkulum ikan masih bergerak dengan normal, namun pada pertengahan menit pertama ikan mulai
bergerak dengan cepat berusaha mengambil oksigen sambil bergerak ke sudut-sudut
aquarium, setelah itu dia mulai diam dan kejang-kejang hingga akhirnya mati
dengan insang berwarna merah,mata merah dan mengeluaran feses.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pratikum yang penulis lakukan, kesimpulan yang di dapat dari hasil
pratikum tersebut adalah :
1.
Dari
penelitian yang di lakukan ikan yang berada pada aqarium 2 mati lebih dahulu
meskipun dia mempunyai konsentrasi deterjen yang rendah.
2.
Setelah
air dicemari oleh deterjen ikan mati dalam berbagai fariasi antara lain dengan
mata merah, perut buncit, mengeluarkan feses, overkulum berdarah dll.
3.
Ikan
yang terakhir mati adala ikan yang di beri konsentrasinya lebih banyak dari
yang lain, ikan itu terdapat pada aquarium ke 4.
4.2 Saran
Dari
penelitian yang telah penulis lakukan penulis menyadari segala kekurangan dari
lampiran pratikum ini seperti ikan yang digunakan kurang sehat, tempat aquarium
yang kecil, alat ukur yang seadanya. Maka dari itu untuk kedepanya penulis
menyarankan agar penelitian selanjutnya menggunakan ikan yang lebih sedikit
besar dan sehat, aquarium yang digunakan besar agar ikan bebas berenang, dan
alat ukur yang lengkap agar penelitian yang di lakukan akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
http://herisantoso89.blogspot.com/2011/04/laporan-pengaruh-lingkungan-terhadap.html (Senin, 11
April 2011)
Raharjo. 2005. Fisiologi Hewan Air. CV Sagung Seto, Jakarta. 64 hal
Raharjo. 1980. Sistem morfologi dan anatomi ikan. Bandung. 21 hal.
Apridani, Afri yuni
2011.Pengaruh kadar deterjen dalam air.
http//afriyunipradani.blogspot.com/2011/05/Pengaruh
kadar deterjen dalam air. 11 mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar